• Jumat, 29 September 2023

Sejarah Esports Sebagai Cabang Olahraga Modern di Tanah Air

- Rabu, 17 Mei 2023 | 15:34 WIB
Indonesia meraih juara umum cabor esports SEA Games 2023.
Indonesia meraih juara umum cabor esports SEA Games 2023.

ZETIZENS.COM - Peraihan gelar juara umum timnas esports Indonesia dengan perolehan 3 medali emas dan 2 medali perak menjadi salah satu prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia di pergelaran SEA Games tahun ini.

Tapi Sobat Zetizens penasaran gak sih, bagaimana perjalanan esports yang umumnya hanya dianggap sebuah permainan dan memiliki stigma negatif di tanah air, pada akhirnya bisa masuk ke dalam kategori cabang olahraga dan diperlombakan?

Sejarah bermula di akhir 80-an di Kota Surabaya tepatnya pada 1989, kompetisi esports pertama kali di Indonesia berlangsung di Hi-Tec Mall Surabaya dengan permainan Super Mario Bros sebagai satu-satunya cabang yang hadir pada masa itu.

Baca Juga: Oleh Oleh Khas Serang Banten Yang Wajib Kamu Bawa Pulang

Perkembangan esports di tanah air semakin pesat pada awal 2000-an bersamaan dengan populernya bisnis warnet (Warung Internet).

Cabang video game yang diperlombakan juga semakin bervariasi kala itu, sebut saja FIFA World Cup, Counter Strike dan StarCraft yang sangat digandrungi anak muda pada masanya.

Memasuki akhir 2013, pembahasan terkait "apakah esports termasuk cabang olahraga?" menjadi topik yang panas untuk dibahas.

Tak hanya di Indonesia, banyak ahli dari berbagai negara juga memperdebatkan hal tersebut, berikut di antaranya :

Baca Juga: The Magic Flute, Menemukan Jalan yang Terlupakan

Presiden ESPN, John Skipper, berpendapat bahwa esports bukan olahraga, melainkan hanya sebuah kompetisi. Argumennya ini didukung oleh jurnal yang dirilis oleh Johan Cruyff Institute.

PLT Sekjen KOI, Helen Sarita memberi pembelaan kepada esports. Menurutnya, esports adalah bagian dari olahraga karena memiliki nilai-nilai olympism yang paling dasar, yaitu menggunakan tenaga dan pikiran manusia.

Puncak perdebatan sekaligus awal dari kejayaan bidang esports di Indonesia berada pada tahun 2018 ketika ASIAN Games berlangsung di Jakarta dan memasukkan 6 video game sebagai cabang perlombaan resmi.

Hal tersebut memicu perdebatan di kalangan masyarakat awam, namun juga memberi kebanggaan tersendiri bagi para pendukung esports tanah air yang umumnya didominasi oleh kalangan anak muda.

Untuk menjawab perdebatan pada masa itu, dilakukan beberapa kali diskusi terbuka antara para tokoh penting di dunia esports bersama masyarakat luas, seperti contohnya diskusi terbuka yang diselenggarakan di High Grounds Cafe di Penjaringan, Jakarta Utara pada Juli 2018 dengan narasumber Eddy Lim, ketua Indonesia ESports Association (IESPA).

Halaman:

Editor: Ahmad Hilal Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Rempang, Kenapa Jadi Pembahasan yang Ramai?

Kamis, 28 September 2023 | 13:22 WIB

Maroko Diguncang Gempa, Paling Mematikan dalam 6 Dekade

Kamis, 28 September 2023 | 09:27 WIB

Google Ulang Tahun ke 25, Google Doodle jadi G25GLE

Rabu, 27 September 2023 | 17:11 WIB

AKMIKO Mendekatkan Mahasiswa Baru pada Jurusan

Rabu, 27 September 2023 | 14:27 WIB

Are You Ready for the Next Duta Fakultas Syariah 2023?

Rabu, 27 September 2023 | 09:46 WIB
X