ZETIZENS.COM - Pernahkah kepikiran untuk masuk sekolah sihir ala Hogwarts di film Harry Potter? Idih, emangnya ada institusinya? Kalo pun betulan ada, masuknya pasti susah gila, ya kan? Belum lagi datang ke sekolahnya aja kudu masuk stasiun kereta di Peron 9 3/4 yang super ribet, duh pusing duluan!
Yap, meski cuma film fiksi, nyatanya di beberapa negara sekolah sihir ala Harry Potter ini eksis lho, meskipun tujuan pendidikan mereka itu nggak jelas mau dibawa kemana. Pasalnya lagi, di dunia melek teknologi saat ini, pun sekolah sihir hanya dijadikan ruang khayalan penghibur waktu luang kita.
Nah, berbeda nih dengan "Sekolah Uang Sihir Internet" yang baru saja diluncurkan investor muda viral Timothy Ronald pada Minggu (21/5/2023) kemarin di Gold Dragon Senayan, Jakarta, Indonesia.
Lewat platform Academy Crypto, sekolah uang sihir internet yang diperkenalkan Timothy sejak Januari 2023 ini menawarkan sistem pendidikan yang mengubah permainan.
"Kenapa uang sihir internet, karena ini bitcoin tentang aset digital. Dulu orang-orang yang beli 1 koin cuma tiga ribuan rupiah sekarang nilai mata uangnya udah 500 jutaan, ajaib kayak sihir.
"Nah, gue di platform ini pengen kita semua belajar aset digital ini, orang yang main ini mungkin awalnya bakal dianggap gila, tapi itu nggak apa-apa, dulu pun dokter ajarin cuci tangan juga dianggap gila tapi sekarang semua orang ngelakuin," terang Timothy di acara peluncuran kemarin.
Timothy sengaja membuka platform edukasi di bidang cryptocurrency untuk menyasar investor pemula terutama dari kalangan anak muda.
Dia beranggapan, Academy Crypto bakal mengubah cara pandang orang soal memperbaiki ekonomi untuk kemudian menjadi lebih baik tanpa tertinggal masalah keuangan. Lewat akademi yang diajarkannya itu, dia juga nggak mau orang-orang kesulitan mengakses pendidikan dengan sistem lama.
"Dulu gue susah, mau bawa ortu ke rumah sakit aja, mereka harus dirawat bareng 3 orang lainnya, kuliah pun mahal sanpai puluhan juta, uang nggak ada. Di sini gue bercita-cita untuk mengubah sistem pendidikan kita, kalian belajar bitcoin nanti kalo sudah kaya, uangnya buat bantu diri sendiri, keluarga dan orang lain," ajak cowok berkacamata mahasiswa drop out Binus University itu lagi.
Menurut Timothy, lahirnya platform edukasi bernama Academy Crypto ini bakal menjawab keresahan sekaligus minimnya informasi soal masa uang crypto yang sekarang berkembang pesat namun belum banyak diketahui publik.
Dari situ dia bermain dan terjun sendiri, riset, belajar dan praktik sehingga punya sudut padang soal aset kripto yang dijadikannya sebagai salah satu investasi yang dapat menjadi pilihan dan memiliki peluang untuk terus tumbuh di masa depan.
“Melihat pertumbuhan investor, terutama di pasar cryptocurrency cepat pertumbuhannya. Kita lihat saja di pasar modal baru sekitar 10 sampai 12 juta dalam 20 tahun. Sedangkan cryptocurrency yang terdaftar di Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) menyentuh angka 15 juta, belum termasuk Binance, dan Bibit yang belum terdaftar di Indonesia. Saya rasa potensi adopsi kripto masih sangat besar di Indonesia,” ungkap Timothy lagi.
Kini, Timothy mengklaim Academy Crypto buatannya yang sudah berdiri sejak Januari 2023, telah diikuti lebih dari 3000 siswa yang mengakses paltformnya.
"Paling banyak saat ini ada di Jawa seperti Jakarta, Surabaya. Usianya sekitar 25 -35 tahun, gue pengennya sih yang ikut akademi ini itu mulai 17 tahun sampai terserah. Semua bisa akses kapanpun dan dimana pun.
"Akademi Crypto yang gue ajarkan di platform ini itu buat belajar dan praktik, gue ajarin dari yang basic sampai ke audit keuangannya," jelasnya lagi.
Academy Crypto bakal menghadirkan sekitar 160 modul yang dapat dipilih peserta, dengan materi-materi seputar crypto, mulai dari yang mendasar seperti sejarah Bitcoin, blockchain, aset kripto, decentralized finance (DeFi), hingga materi tingkat lanjut seperti cara menjadi programmer. Peserta akademi bakal bisa mempelajarinya kapan saja sesuai level pemahamannya sendiri.
Setiap modul yang diajarkan memiliki durasi belajar sekitar 5 sampai 20 menit. Para pengajar tak hanya Timothy namun juga tampil dengan identitas anonim ‘profesor’ sesuai dengan prinsip yang berlaku. Mereka adalah expert di bidangnya, seperti blockchain security engineer di institusi ternama, peneliti di bidang blockchain, hingga akademisi di universitas papan atas.
Setiap modul yang diajarkan memiliki durasi belajar sekitar 5 sampai 20 menit. Para pengajar tak hanya Timothy namun juga tampil dengan identitas anonim ‘profesor’ sesuai dengan prinsip yang berlaku. Mereka adalah expert di bidangnya, seperti blockchain security engineer di institusi ternama, peneliti di bidang blockchain, hingga akademisi di universitas papan atas.
"Biaya yang akan dikenakan adalah Rp 7,7 juta untuk mengakses semua modul lengkapnya. Ada juga layanan komunitas untuk berbagi pengetahuan dan berinteraksi langsung dengan para pengajar lewat Telegram.
"Nah, dari random sampling internal kita, ada sekitar 2000an dari keseluruhan yang ikut atau 72 persen pelajar kita itu sudah punya portfolio Bitcoin berhasil sekitar 24 persen," jelasnya lagi.
Artikel Terkait
3 Penulis Muda Banten Sharing Buku Terbaru
Big Bad Wolf Books (BBW) Jakarta 2023 Siap Digelar di ICE BSD
Ada Beasiswa Blockchain Rp 2,2 Milyar untuk Mahasiswa di Jawa Barat
Julio Lahoi x Alez Bajang, Potret Anak STM Tahun 1980-an Nih